Entah sedang apa

Entah, kau ini sedang apa
Entah, aku ini sedang apa

Kau ini sedang memberi atau membuat ku memberi?
Aku ini sedang menerima atau dibuat menerima?
Kau ini sedang membenci atau membuat ku membenci?
Aku ini sedang mengasihi atau membuat mu mengasihi?
Kau ini sedang berbuat baik atau pura-pura baik?
Aku ini sedang acuh atau pura-pura acuh?
Kau ini sedang membatu atau membuat ku ikut membatu?
Aku ini sedang buta atau pura-pura buta?

Ah sudahlah, sulit menerka isi hati dan pikiranmu
Toh, mimpi buruk tetap berlanjut

-pagi abu-abu dan ampas kopi

Berjalan melangkah

Aku berjalan melangkah untuk menghabiskan waktu,
membuang hari,
membuang pekan,
membuang bulan,
membuang tahun,
berjalan tanpa henti.
Sesekali mampir untuk menyapa senyum,
sesekali mampir untuk memeluk tawa,
sesekali mampir untuk mencium rasa yang belum bisa dikatakan 'bahagia',
lalu berjalan lagi tanpa henti,
menelusuri risau,
gundah,
amarah,
sedih
tangis,
sepi,
sesak,
sendu,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.

Hingga datang sebuah harapan,
harapan untuk menemani perjalanan,
berjalan melangkah dengan keyakinan,
sesuatu yang indah,
menghabiskan waktu,
hari,
pekan,
bulan,
tahun,
tidak sia-sia,
semua bermakna, penuh warna.
Tidak ada sekali,
namun berkali-kali,
bertamu senyum,
dipeluk hangat tawa,
dicium mesra rasa bahagia,
semua itu nyata, sangat nyata,
berjalan melangkah dengan arah,
dadaku terasa penuh.

Dibangunkan secara paksa oleh kegagalan,
harapan menjadi hitam,
langit selalu kelabu,
udara beraroma kematian,
musik ikut berkabung,
semua terasa muram,
ditiduri rasa sakit.
Hati masih menyimpan rasa,
rindu terpelihara,
berjalan melangkah tanpa henti,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.

Lalu aku sadar, aku hanya melanjutkan apa yang pernah tertunda.

-dengan senyum yang menyeramkan, kegelapan itu berkata,
"selamat datang kembali"