Merasakan tidak pernah salah

Mendekatlah, karena diri ini masih ada.
Menarilah, karena tubuh ini masih siap berdansa. 
Memeluklah, karena pelukan ini masih terbuka. 
Menciumlah, karena bibir ini masih bersedia.
Merindulah, karena hati ini masih sama. 

Suaramu mengoyak tubuh,
Hati sudah luluh, 
Kerap kali meronta merindu,
Rindu,
Rindu, 
Rindu,
Terlalu sendu, 
Banyak di-adu,
Butuh dipandu,
Wahai,kau yang semanis madu.
Kini hatimu kian membeku, 
Namun senja tak pernah berkhianat,
Senja tetap hangat,
Sehangat pelukan malam-malam itu.


Waktu dapat berubah, Hati akan tetap ada

"Setiap cinta punya waktu,
Dan waktu bukanlah milik kita.
Namun, bukan berarti itu bukanlah cinta.
Jika Tuhan bisa tunduk dihadapan cinta, maka waktu tidak akan punya kesempatan.
Waktu pasti berubah.
Aku percaya pada cintaku"

-Jab Tak Hai Jaan

Apa kau benci?

"Apa kau membencinya?"

Tidak aku tidak bisa.
Walau dirinya bagai ular berbisa.
Merenggut asa.
Tapi tetap ada rasa.

"Apa kau membencinya?"

Dihancurkan hidupku.
Rusak jiwaku.
Hilang akalku.
Diriku tercoreng pilu.

"Apa kau membencinya?"

Aku bilang akan pergi.
Untuk dia, bukan aku.
Tetap dia rela untuk aku pergi.
Tidak kembali.
Karena dia, tidak pernah ingin aku kembali.

"Apa kau membencinya?"

Brengsek.
Aku terlalu mencintainya.