Hari ku digerus

Tak ada yang bisa ku hapus,
Pikiran tak lagi fokus,
Walau raga mulai hangus,
Sudah ku habiskan berbagai jurus,
Tapi cinta tak kunjung pupus,
Sudahlah, hati ini tak pernah mampus.

-Selimut biru
1.00am


Bahagia Semu

Jangan bersedih, cantik.
Kau ingat aku bukan?
Kejam sekali jika kau tidak mengingatku.
Aku yang selalu menemani dirimu.
Aku yang selalu memberimu kekuatan.
Aku yang selalu membuatmu semakin hidup.
Aku yang selalu memberikan kesenangan untukmu, hanya untukmu.
Aku adalah dirimu, dirimu yang lain.
Sisi gelapmu, mimpi burukmu.

Setahun terakhir ini kau pergi meninggalkanku.
Tanpa sepatah kata, tanpa penjelasan, kau membuangku.
Tapi aku tetap setia berada disisimu. Bersembunyi di balik bayang-bayang. Sesekali, aku muncul saat kau mulai kehilangan akal sehatmu. Seiring hatimu yang dulu membatu kini kian mencair.
Semua ini terjadi saat kau mulai percaya, kau mulai yakin pada sesuatu yang dulu kau tidak pernah menganggapnya ada. Hingga akhirnya, kau mempunyai harapan itu.
Naif. Kau terlalu naïf.

Sebelumnya kau tidak pernah percaya terhadap romansa.
Hatimu membatu.
Sungguh, kau cantik saat dingin.
Mereka semua menginginkanmu, ingin menjadi dirimu.
Kau lebih mempercayai logika, daripada perasaan yang kau anggap bodoh.
Kau hanya bersenang-senang. Melihat semua laki-laki hanya sebatas teman bermain.
Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang, semua itu hanya sandiwara.
Bukankah aku ini tercipta saat kau membuang hal yang tidak masuk akal.
Bukankah kau melihatnya, melihat kegagalan yang berulang kali terjadi di depan matamu.
Sekelilingmu yang mengajarkan untuk tidak percaya.
Dan aku sudah memperingatkanmu untuk tidak percaya, apalagi pada dia, laki-laki yang kau cintai katamu.

Jangan jatuh cinta. Itu peringatanku.
Tapi, kau tidak mendengarnya. Kau memilihnya. Kau jatuh cinta padanya. Hatimu kian mencair. 
Kau mulai percaya, kau mulai yakin, dan berharap akan berhasil tidak seperti orang-orang itu. Orang-orang yang memperlihatkanmu kegagalan.
Kau ingin belajar memasak.
Kau menginginkan hidup bersamanya.
Kau mencari jalan untuk tetap dekat dengannya saat kau berkarir nanti.
Kau berharap membangun keluarga bahagia.
Kau menginginkan sebuah pernikahan yang sederhana.
Kau menginginkan seorang anak kecil.
Kau bahkan pernah bermimpi sedang bersama dengan dia dengan seorang anak kecil yang sedang kau kejar di pantai. Penuh dengan gelak tawa, hidup kalian begitu bahagia.
Kau yakin tidak ada kegagalan.
Hatimu tulus menerima segala kekurangan yang ada padanya.
Kau bahkan, bersedia berubah untuk dia.
Lalu, apa yang kau dapat?
Hanya karena kesalahan yang kau buat.
Dia meninggalkanmu.
Dia sudah membuang perasaannya.
Dia tidak bisa menerimamu kembali. Dia tidak menginginkanmu kembali.
Dia keras terhadapmu. Berkata kasar.
Dia bahkan merendahkanmu dengan kata-kata yang sesungguhnya tidak pantas diucapkan.
Dia selalu menyalahkan dirimu. Membuatmu kehilangan akal, hingga membenci dirimu sendiri.
Dia telah menolak untuk hidup bersama denganmu.
Dia kini melihatmu hanya sebagai objek. 
Dia menghancurkanmu.
Apa pantas kau diperlakukan seperti itu?.
Apa kau pikir dia menginginkan hal yang sama sepertimu?.
Apa kau pikir kau dan dia dapat bersatu hingga maut memisahkan?.

Kau membuatku tertawa, sayang.

Lihat dirimu sekarang, kau seperti gadis bodoh.
Kau tidak merawat dirimu sendiri.
Kau melupakan kehidupan.
Kau kehilangan segalanya.
Kau kerap kali ingin mengakhiri hidupmu.
Tidak punya ambisi.
Tidak tersenyum.
Tidak bahagia.
Tapi, kau tidak kehilangan aku.
Masih ada aku yang tetap bertahan denganmu.

Sudah pernah ku bilangkan, beberapa tahun yang lalu.
Saat kau masih berumur 12 tahun. Saat pertama kali dalam hidupmu menginginkan kematian. 
Aku sudah mengatakan untuk tetap bertahan hidup.
Karena kau, adalah harta terbesar. Kau sangat berharga.
Jangan pernah percaya.
Jangan pernah untuk jatuh cinta.
Tidak ada cinta.
Tidak ada pernikahan.
Tidak ada anak.
Tidak ada keluarga.
Pernikahan hanya untuk orang yang bodoh.
Jika orang lain tidak bisa menghargaimu, maka hargai dirimu sendiri.
Kau berhak bahagia.
Kau mendengarku begitu mudah dulu, tidak seperti sekarang.
  
Apa kau lupa? Kau tidak terlahir seperti gadis lainnya. Kau bukan gadis yang suka bermimpi tolol.
Semua laki-laki tidak pernah melihatmu secara utuh. Mereka tidak mencintaimu. Mereka hanya menginginkanmu untuk sesaat. 
Dulu kau melakukan hal yang sama seperti mereka.
Lucu sekali sekarang kau menginginkan sebuah keluarga. Kau bahkan tidak memilikinya.
Kau tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik. Kau tidak mampu membangun harapan menjadi kenyataan.
Itu semua hanya khayalan, cantik.
Itu semua semu.
Kau sangat mengerti jelas tentang itu.
Kau sudah tertipu.
  
Tetaplah seperti dulu, gadisku yang cantik.
Biarkan hatimu membatu.
Biarkan hatimu dingin dan membeku.
Kau tetap berpegang teguh dengan logika.
Kau pemegang kendali, kau tidak dikendalikan.
Tidak pernah ada akhir bahagia.
Lupakan harapan,
Lupakan keyakinan,
Lupakan hal yang kau inginkan.
Karena itu tidak akan pernah terjadi.

Dari aku sisi lain dirimu yang mencintaimu.

Goresan tinta

"Sepasang mata yang mengajarkanku tentang cinta,
juga mengajarkanku bila aku tidak pernah cukup pantas dicintai kembali"

-t