Heartbreaker

Aku seorang gadis lugu yang bermimpi memiliki perhatianmu. Cukup hanya perhatianmu, aku sangat bahagia. Mulai dari perhatian kecil apapun itu hingga akhirnya kita dapat saling memiliki. Aku hanya mampu melihatmu dari jarak yang begitu jauh, memandangmu dengan malu-malu, berpura-pura tidak melihatmu ketika berpapasan denganmu.
Suatu pagi, tepat ditaman sekolah aku duduk dengan sebekal makanan didepanku. Hal yang tak terduga aku melihatmu dari kejauhan berlari kearahku lalu duduk didepanku. Rasanya jantungku berdebar cepat, kau memandangku dengan tatapan yang hangat. Aku menunduk malu. 
Kau bertanya, "Hai, udah hampir dua tahun kita sekelas belum pernah kenalan ya" 
"Iya.." 
Kau mengulurkan tanganmu untuk berkenalan denganku. Ketika itu, aku merasa sangat bahagia walau hanya sebentar menyentuh tanganmu. Dengan gemetar aku membalas uluran tanganmu dan tersenyum malu. Kau tersenyum, kau tahu senyumanmu sangat memabukkan. Aku tak pernah bisa melupakan kejadian itu, perkenalan kita yang indah. Hingga terbawa dalam mimpiku.
Setelah hari itu, kita begitu dekat. Kau selalu menungguku di pintu gerbang sekolah menungguku datang dan pulang sekolah. Kau menawariku untuk diantar olehmu. Setiap belajar kelompok kau selalu minta berkelompok denganku. Kau selalu berkunjung kerumah dengan berbagai alasan, memintaku mengajarimu, meminjam catatan, meminjam manga, ataupun mengajakku pergi bersama. Kau selalu meneleponku dan mengirim pesan padaku memastikan apa aku sudah makan, aku sudah pulang, dan apa yang aku lakukan. Mimpiku menjadi kenyataan. Aku memiliki perhatianmu. Namun, perasaan ini tidak cukup untukku. Manusia, tidak pernah puas terhadap sesuatu yang telah ia dapat. 
Bolehkah perhatianmu untukku saja?
Bolehkah aku memilikimu? 
Bolehkah aku berpikir kau menyukaiku? 
Hingga suatu hari, kau menyatakan perasaanmu padaku. Sungguh, aku sangat bahagia. Bahagia dari apa yang kau tahu. Aku menerimamu dengan senang hati. Bukankah Tuan Putri telah menemukan Pangeran Pujaannya? 
Kita bagaikan pasangan yang tak terpisahkan, kita selalu bersama-sama, kau selalu membuatku merasa nyaman, bahagia, dan terlindungi. Kita saling menyayangi. Kau memanggilku dengan panggilan Sayang yang mesra. Dan itu hanya di awal....
Kita hanya bertahan selama beberapa bulan. Sikapmu berubah, dari hal-hal yang sering menjadi jarang, lalu menjadi tidak lagi. Kau tidak lagi menghubungiku, kau tidak lagi menungguku di pintu gerbang sekolah, kau tidak lagi mengunjungiku, kau tidak lagi memanggilku Sayang. Dan, kau tidak lagi menganggapku ada. 
Lalu... Mimpi buruk itu terjadi, kau mengkhianati cinta ini. Dengan mudahnya kau melukai dan mencapakkanku. Perasaan yang selama ini kau berikan hanya permainan belaka. Bodohnya aku mempercayai semuanya. Aku tak mampu menahan airmataku. Kubiarkan ia keluar dari mataku, begitupula denganmu. Aku hanya ingin kau keluar jauh-jauh dari hidupku. Aku tak ingin kau melukai hatiku lebih dalam. Kuputuskan untuk mengubur semua hal tentangmu. Tapi.. aku tak akan menyesal mencintaimu. Aku tahu suatu saat kau dapat lebih baik dari itu dengan siapapun pasanganmu. Selamat tinggal...