Sepotong Kue Kenangan 3
Hujan Mengundang
Saya suka bau tanah karena hujan
Saya suka dedaunan yang basah karena hujan
Saya suka saat hujan membasahi jendela kamar saya,
jendela mobil,
jendela kedai teh kesukaan saya,
jendela perpustakaan sekolah,
jendela kamar apartemenmu,
dan jendela kereta api yang saya tumpangi sekarang.
Saya mungkin telah mengatakan berulang-ulang, hingga kau lelah dan bosan mendengar saya mengoceh soal hujan.
Saya merindukanmu.
Sangat merindukanmu.
Bahkan saya mulai terbiasa menjadikan rindu sebagai sarapan setiap hari.
Atau mungkin cemilan di sore hari dengan secangkir kenangan akan kita saat rindu hanya ada di sela-sela jari.
Saya rindu hal-hal yang biasa kita lakukan.
Bagaimana cara suaramu yang begitu saya suka memanggil nama saya.
Bagaimana jari tanganmu yang entah mengapa terasa sangat sempurna ketika menggenggam tangan saya.
Bagaimana kedua sudut bibirmu itu melengkung ketika melihat saya.
Bagaimana kedua tanganmu terbuka lebar, berkata "peluk aku", lalu menunggu pelukan saya.
Merengkuh dalam penyesalan, hingga diriku kian menjadi abu.
Hari demi hari saya kumpulkan kepingan harapan yang saya percaya mungkin ada.
Namun kau tetap berkata, "ini sia sia".
Seorang gadis jatuh cinta
Bukan saat pertama kali dia melihat lelaki itu duduk di kursi paling belakang pada kelas hari rabu.
Bukan saat mata mereka akhirnya bertemu.
Bukan saat percakapan pertama dimulai.
Bukan saat perkenalan di dalam mobil malam itu.
Bukan saat mereka mulai menghabiskan waktu berdua.
Bukan saat dia mengagumi semua yang ada pada lelaki itu.
Bukan saat tangannya berada dalam genggaman tangan lelaki itu.
Bukan saat ciuman pertama mereka yang membuat tubuhnya gemetar.
Bukan saat pelukan hangat yang mereka ciptakan.
Bukan pula saat tubuh mereka akhirnya menyatu.
Tangannya menelusuri wajah si lelaki yang masih tertidur pulas.
Gadis itu tersenyum, lalu memberi kecupan pada kening dan bibir si lelaki.
Lalu, lelaki itu terbangun.
Mata indahnya menatap lekat gadis itu, kemudian tersenyum.
Dipeluk erat gadis itu, "mau kemana?"
Bukankah kita dapat memutuskan untuk jatuh cinta?
Gadis itupun mampu memilih, namun perasaan berkata lain.
Baginya cinta tidak mampu untuk diputuskan.
Karena kita tidak tahu kapan kita akan jatuh cinta. Kita tidak dapat memilih kepada siapa kita akan jatuh.
Bahkan cinta rela membuatnya menunggu, rela membuatnya melakukan apapun asal orang yang dicintainya bahagia.
Cinta membuat kita selalu melihat sisi baik dari orang yang kita cintai.
Ketika orang yang kita cintai pergi, maka kita akan hancur.
Aku di sisi lain kenangan.
Sepotong Kue Kenangan 2
aku ingin memeluk hangatnya tubuhmu seperti kita berdua di alam semesta ini;
aku ingin terbawa angin bersamamu;
aku ingin melihat lampu warna-warni dijalan saat jalanan basah;
aku ingin merasakan nyamannya pundakmu;
aku ingin berkata aku cinta kamu;
sekali lagi.
mungkin tidak.
sekali lagi, bersamamu.
sekali lagi, aku menunggu.
tak peduli jika terkikis waktu,
tidak apa jika bersamamu,
sekali lagi.
00.24 am
menanti kencan selanjutnya.
Aku tidak tahu kapan berhenti
semudah itu kau ucapkan, semudah itu pula kau melupakanku.
tidakkah apa yang kita punya begitu besar?
aku kini menemukanmu dimana-mana
di setiap buku yang ku baca
di setiap tulisan yang ku tulis
di setiap tempat yang ku datangi
di setiap lamunan
di setiap aku ingin tidur
di setiap aku bermimpi.
kau belum juga pergi, kau dan bersama kenangan akan kita masih memenuhi duniaku.
aku tidak tahu kapan berhenti.
karena aku terjebak waktu sedangkan kau dapatkan kebebasan.
hari-hari terbaikmu akan menjadi hari terburukku.
di saat sulit kupejamkan mata, kau tak sulit untuk terlelap.
kini aku tercekik sedangkan kau baik-baik aja.
aku tidak tahu kapan berhenti.
aku ingin memutar waktu kembali.
karena aku tidak tahu kapan berhenti.
-00.03 am
aku merindukanmu.
Sepotong Kue Kenangan 1
Lalu kau sentuh bibirku.
Akupun mengerti raut itu, aku menyukainya sungguh, aku menyukai saat jari itu menyentuh bibirku dengan intens.
Kau tertahan dengan keinginan itu, lalu berkata, "peluk aku"
Mungkin itu satu-satunya cara untuk menekan hasrat yang sungguh....akupun menginginkannya.
Lalu kita terbenam dalam pelukan hangat kala itu....
Ragu
diriku yang masih didalam Ruang Hampa.
Pecahan hati dalam kereta kuda
Surat darimu tidak kunjung datang lagi, bahkan puluhan surat yang ingin ku kirimkan padamu tertumpuk rapi diatas meja tulis dekat jendela kamarku.
Alasannya hanya satu, yaitu pada surat terakhirmu yang berisikan amarah dan makian yang jelas menggambarkan rasa kecewa padaku atas kesalahan yang ku buat.
Kau bilang, sudah tidak ada gunanya kita saling bertukar surat. Kau sudah tidak peduli padaku. Bahkan, kau membenciku.
Kesalahanku mampu membuatmu berpaling dariku jika kau ingin.
Namun, tetap saja kau dan aku mengalami kesalahpahaman hingga semua terasa begitu abu-abu.
Aku putus asa.
Apa kabarmu?
Apa kau sehat?
Bagaimana keluargamu?
Apa kau masih peduli padaku?
Apa kau masih menyayangiku?
Bagaimana hubungan kita?
Ah, bagaimana perasaanmu terhadapku? Perasaanmu tetap sama kan?
Aku ingin membicarakan sesuatu. Sesuatu yang membuatku bahagia. Sesuatu yang membuatku ingin menceritakannya padamu, ini sungguh hari terbaikku.
Besok datanglah ke taman kota, aku akan menunggumu di dalam kereta kuda milikku, sayang.
Kau merindukanku, bukan?
Terimakasih untuk semuanya.
Selamat atas pencapaianmu.
Jika kau tidak paham, aku akan membuatmu paham.
Bersabarlah sayang, ini akan menyenangkan.
Kita tertawa bersama."
Terimakasih?
Selamat?
Apa maksudnya?
Ada apa ini?
Sudah sebulan aku membuat kesalahan padamu, apakah kau sudah mampu memaafkanku?
Hari Bahagiamu
Rehat sejenak
Kau bilang, aku adalah orang yang kau percaya,
Kau bilang, aku adalah orang yang mampu menghilangkan penatmu,
Kau bilang, aku adalah orang berarti bagimu,
Kau bilang, aku adalah orang yang pertama kau cari ketika bangun dari tidurmu,
Kau bilang, aku adalah orang yang kau sayang,
Kau bilang, aku adalah kenyamanan melebihi apapun yang ada di dunia,
Kau bilang, aku adalah kopimu, iya kopi, sesuatu favoritmu.
Hari demi hari begitu membahagiakan.
Saling merindukan satu sama lain.
Saling mengisi.
Bagai batu permata yang kehilangan sinarnya,
Bagai terbelah pisau yang tajam.
But now, iam nothing.
I used to be your happy pill,
But now, iam your pain.
Forgive me..
Setiap orang yang bertemu dengannya, pasti akan bersyukur mengenalnya.
Iya....dia yang dulu.
Dia yang sekarang sangat sempurna,
I'm Trying Here
Even if i try to forget you, i like you.
I liked you.
"It'll be okay"
I comfort you and comfort you again,
But with your one word, "I see the end"
I close my eyes gently and send tears that hold all our memories.
Coba Jawab Tanda Tanya itu
dimulai dari sebuah percakapan singkat, yang sebetulnya hanya basa basi.
ingin ku menanyakan pertanyaan itu. ingin ku tau apa saja yg kau lakukan sehari-hari
ingin ku tau hal apa saja yang kau suka
ingin ku tau warna yang kau suka
ingin ku tau lagu lagu yang mengisi hari sepimu
ingin ku tau wanita seperti apa yang kau suka
dan ingin ku tau apakah aku dapat menjadi orang yang kau suka
hingga benar adanya, kita menghabiskan waktu bersama. sekali, dua kali, tiga kali, ntah terlalu sering aku tak dapat menghitungnya.
pertanyaan itu mulai terjawab sedikit demi sedikit.
pantai yang indah, pasir yang putih, deburan ombak kecil, angin yang bersepoi ria menerpa wajah, senja yang mempesona.
menunggu mulai dini hari demi melihat indahnya cakrawala pagi dari atas bukit yang tinggi.
menghirup aroma biji kopi yang berada dalam genggamanmu.
Kau suka makanan pedas.
Kau suka daging dan ikan, kau menghabiskan uangmu untuk sate kambing dan gule kambing ketika berbuka kemarin, ingat kan? aku juga ingat apa efek dari itu.
Kau ingin berlibur ke destinasi yang menajubkan, namun apa daya kau habiskan sebagian besar uangmu untuk mengisi bensin mobilmu yang boros itu
Kau suka jalan jalan, apalagi menghabiskan waktu didalam mobil, supaya kita lebih banyak berbincang.
Tanpa make up bagimu adalah hal yang sangat menarik dari seorang wanita, rambut yang berantakan, wajah lugu yang baru saja bangun dari tidur.
Aku yang rindu padamu,
Terpaut jarak yang dipisahkan oleh bandara dan udara menjadi batas antara lombok dan tangerang.
10.25 pm.
Selingan waktu sore
aku ingin melawan arus, mencoba segala cara untuk membuatku tetap hidup.
aku ingin melangkahi jurang, mencoba segala cara untuk membuatku tetap hangat.
aku ingin menyeberangi samudera, mencoba segala cara untuk membuatku tetap membuka mata.
tik tok tik tok
jam itu berjalan
sekali lagi
tik tok tik tok
jam itu mulai mempercepat iramanya
sekali lagi
lalu aku berlari
berlari mengejar ketidakpastian
bayangan diriku yang tersenyum lalu hilang bersama abu diriku yang telah terbakar
didepanku sebuah dinding menjulang tinggi membatasi aku dan kenyataan
kenyataan akan hidup yang selama ini hanya sebagai wadah.
kau mungkin berpikir apa maksud wadah itu?
hanya karena kau hidup bukan berarti kamu tinggal didalamnya.
tetaplah hangat agar kau tidak larut dalam dingin seperti aku.
tetaplah membuka matamu jika sekali kali kau menutup mata, maka jiwamu akan hilang bersama kenangan terburukmu.
jika kau mencari cahaya, selamilah mimpimu
karena aku yang lain sedang menunggumu dalam senyuman sambil membawa sebuket bunga lily yang indah.
sedangkan aku yang sekarang sedang menunggumu dalam kelam.
-tertanda
ketika lumut dan aku tidak ada bedanya.
Apa jawabanmu?
Dingin itu merasuki bagaikan denting waktu yang berdetak kencang seperti jantungku.
Yaitu saat tatapan kita bertemu,
Saat kulit kita saling menyentuh,
Saat jemari tangan kita saling bertaut,
Saat petir tak mampu menaburkan hawa ketakutan pada pelukan hangat yang kita ciptakan.
Menari nari pada pikiran kosong yang kini mulai terisi oleh setiap hela nafasmu.
Hangat terasa disekujur tubuhku.
Kau tinggalkan bekas hasrat pada kalbuku,
Kini setiap jengkal tubuhku menginginkanmu.
Bak mentari yang menelanjangi bumi. Dan begitulah yang kurasa, telanjang ketika kau tatap aku seperti itu.
Setiap yang ada pada dirimu adalah milikku.
Itulah kau, ectasy yang membuatku buta akan nyata, hilang dalam kenikmatan dunia, terbang melintasi pesona galaksi, lalu terbuai dalam dekapan, begitulah seterusnya, berulang-ulang...tanpa aku ingin mengakhiri.
Berpasrah pada satu situasi.
Menuai tiada akhir.
Menginginkanmu salah atau benar ?
Aku yang menanti kesempatan untuk bertemu denganmu lagi