Ragu

Baiklah, aku pergi.
ku katakan itu pada diriku sendiri di depan cermin kamar tidurku.
namun aku tak mampu. 
aku dipenuhi rasa bersalah. keenggananmu menerimaku kembali adalah pukulan keras bagiku.
mungkin, aku masih tahan dengan kemarahanmu. 
sepertinya kali ini aku benar benar sudah kehilangan sebagian hidupku.
anggap aku berlebihan, aku tidak peduli. 

Kata kata yang kau bilang tulus bagiku hanya untuk menenangkan hatiku, tetap saja tidak mampu menerima kepergianmu. 
semua kenangan kita tertutup oleh kesedihan.

Seharusnya aku sadar. aku tidak berhak menerima maafmu. menerima kesempatan lagi darimu.
bahkan berkali-kali kau ucapkan padaku untuk tahu diri. 
rasa sesal menyelimuti. memenuhi setiap rongga didalam tubuhku. pikiranku penuh akan dirimu. 

Tak bisakah untukku ada sedikit ruang di hatimu? 

Aku mampu berubah menjadi yang lebih baik demi dirimu. 
jika kau menginginkanku kembali. aku akan sangat bersyukur. tak kan ku sia-siakan kesempatan itu.

Sudah berapa kali ku bilang aku merindukanmu? 
ah, kau semakin muak mendengarnya mungkin. 
aku merindukan saat ku terbangun didalam pelukanmu. 
aku merindukan saat ku tidur kau mencuri cium pada pipiku, 
aku merindukan saat kau menatap lekat diriku dengan mata indahmu,
aku merindukan saat kau membelai rambutku,
aku merindukan saat kau berhasil membuat kita tertawa bersama, 
aku merindukan saat jemari kita saling bertautan, karena hanya jemarimu yang paling cocok ditautkan pada jemariku. 
aku merindukan semua tentangmu,
aku merindukan semua tentang kita. 

Aku tahu, menunggu dan berharap kita seperti dulu adalah hal yang bodoh. 
namun, setiap kali kucoba untuk pergi, hati kecilku selalu mengatakan bahwa kau masih satu-satunya. 

Kau adalah hal terbaik yang pernah datang dan tak pernah pergi dariku. 
saat bersamamu adalah kebahagiaanku. 
kau membuatku menjadi wanita yang baik. 
tetap saja, seharusnya aku dapat memahami ini dari awal.
kau mudah mencuri hatiku, dan seharusnya aku tak terkejut jika kau mudah melupakanku. 


-Tertanda
diriku yang masih didalam Ruang Hampa. 
seketika dadaku sesak. 
ah, pipiku basah. ternyata aku masih mengharapkanmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar