Just another Drama Script :D


SINOPSIS :
            Seorang gadis bernama Asahi Togisaki, merasa iri kepada teman sekelasnya bernama Kana Kurosawa. Kana ini, berpenampilan melanggar peraturan sekolah, tanpa seragam sekolah, rambutnya diwarna pirang dan ada bertindik di telinganya. Tapi, Kana gadis yang pintar dan menjadi asset sekolah.
            Beda jauh dengannya, yang selalu dituntut untuk belajar. Dia selalu mendapat peringkat kedua. Dia sangat iri dengan Kana.
            Asahi memiliki teman akrab bernama Nami.
            Suatu hari saat Asahi berdiam diri didalam bilik kamar mandi, dia mendengar dua orang temannya membicarakannya. Membeda-bedakan dirinya dengan Kana. Itu membuatnya tak tahan dan merasa kalah.
Ketika dia termenung di taman sekolah, Kana datang dan mengajaknya membolos. Kana mengajaknya ke Taman Kota, tempat favorit Kana. Alasan dia menjadi selalu nomor satu karena seorang laki-laki bernama Sakuya.
            Sayangnya ketika Asahi pulang kerumah, Ibunya sudah menunggunya dan memarahinya karena membolos untuk pertama kalinya. Asahi-pun meminta maaf dan tak akan mengulanginya lagi.
            Keesokan harinya, betapa shock Asahi melihat penampilan Kana yang kembali seperti dulu. Dia ingin berhenti belajar karena Sakuya akan pergi ke Amerika. Asahi merasa seperti kehilangan Kana yang benar-benar dia kenal.
            Terjadilah pertengkaran diantara mereka. Untungnya, Nami melerai mereka.
            Akhirnya, pertengkaran-pun reda. Mereka damai kembali.
BABAK I : SEKOLAH
                  Adegan 1  : Asahi menempati kelas baru 2-3  dan bertemu dengan saingannya lagi
                  Asahi         : “Wah nggak kerasa sudah dua tahun kita sekelas”
                  Nami         : “Iya, wah sekelas lagi sama cewek itu!” (sambil menunjuk-nunjuk)
                  Asahi         : ”…..”
                  Nami         : “Hmm, siapa wali kelasnya ya?, aku penasaran”
                  Asahi         : (berkata dalam hati) “Hah!, kenapa aku sekelas lagi dengan cewek ini!!”
                  Nami         : “Kenapa Asahi?, kok diem aja?”
                  Asahi         : “Hah?, mmm… nggak kok nggak apa-apa”
                  Nami         : “Kamu ini, dari tadi ngelamun aja!”
                  Asahi         : “Hehehehe”
                  Nami         : “Semoga temen-temennya seru-seru”
                  Asiha         : “Iya, semoga aja”
                  Nami         : (menyambut siswa-siswi lain diluar kelas)   
                  Asahi         : (duduk diam sambil membaca buku)
Beberapa bulan kemudian…
Adegan 2   : Sensei membagikan hasil test dan Asahi iri karena mendapat  nilai  dibawah Kana
Sensei         : “Saya akan mengembalikan hasil test tengah semester. Sejak kalian naik ke kelas dua, akan sering ada test mendadak seperti ini”
Asahi          : “….”
Sensei         : “Cuma ada dua orang yang nilainya diatas delapan puluh, tapi ada yang mendapat seratus”
Asahi          : (jantungnya berdebar)
Sensei         : “Saya panggil satu-satu. Nagasaki, Hiroshima, Hanaki, Makita…….”
Nami          : “Huaaa, nilaiku hancur!!!”
Sensei         : “Togisaki, Ichiwa, Honda, Suzuki….”
Asahi          : (tersenyum melihat hasil nilainya)
Nami          : “Ah, aku yakin kamu dapet nilai bagus!”
Asahi          : “Hmmm..nggak juga kok”
Nami          : “Wah, dapet delapan depalan!!!!”
Asahi          : (tersenyum malu)
Nami          : “Iyalah, kamu kan pintar!!”
Sensei         : “Dan yang terakhir, Kurosawa..”
Kana          : “Hah?” (agak kaget karena melamun)
Asahi          : (penasaran dengan nilai Kana)
Sensei         : “Jawab dengan Iya!”
Kana          : “Ya..” (sambil maju mengambil kertas)
Sensei         : “Dasar!, saya ini nggak tau kamu pintar apa bodoh!, ini.. kamu dapat seratus”
Asahi          : (berkata dalam hati) “Sudah kuduga!”
Kana          : (duduk kembali dan memandang keluar jendela)
Nami          : “Wah hebat!, lagi-lagi Kurosawa nomor satu!. Orang dari penampilannya tidak terlihat pintar”
Asahi          : “…..”
Nami          : “Dia benar-benar nakal, dan pelanggar peraturan terberat!, tapi dia salah satu asset sekolah kita”
Asahi          : (merasa iri dan jengkel)
Nami          : “Dari tadi diem aja”
Asahi          : “Hmmm..iya dia keren!”
Nami          : “Dia cantik pula!”
Asahi          : (berkata dalam hati) “Huh, kalah lagi!. Padahal aku yakin!. Kenapa aku nggak pernah menang?. Takut Mama kecewa aku selalu dapet yang kedua”
Adegan 3   : Nami mencoba mengajak Asiha kumpul-kumpul
Nami          : “Habis pulang sekolah ini kamu mau kemana?”
Asahi          : “Hari ini aku ada bimbel sepulang sekolah, kamu?”
Nami          : “Aku akan pergi ke Kafe Star sama temen-temen, ada Hanamiki loh!. Aku lama naksir dia!”
Asahi          : “Hahaha, iya aku tau” (sambil menyibakkan rambutnya)
Nami          : “Kamu jarang banget main sama kita sejak kelas dua ini”
Asahi          : “Maaf aku banyak bimbel” (agak menyesal)
Nami          : “Ayolah!, kan waktu kita masih banyak!”
Asahi          : “Iya, lain kali aku cari waktu!”
Nami          : “Lama kita nggak pernah kumpul-kumpul”
Asahi          : “Iya aku tahu, aku akan cari waktu”
Nami          : “Oke, kalau gitu, aku pulang duluan”
Asahi          : “Iya, salamku buat yang lain!” (sambil tersenyum)
Nami          : “Yap!, Bye!” (melambaikan tangan dan meninggalkan kelas)
Asahi          : “Bye!” (membalas lambaian tangan Nami)
Adegan 4   : Kana membantu Asiha membawakan berkas ke ruang berkas
Sensei         : (melewati kelas 2-3 sambil membawa berkas-berkas)
Asahi          : (keluar kelas dan menyapa Sensei) “Sensei!”
Sensei         : “Oh Togisaki, kebetulan kamu disini”
Asahi          : “Ada apa Sensei?”
Sensei         : “Saya ada rapat sekarang diruang guru, bisa bawakan berkas ini ke ruang berkas?”
Asahi          : “Oh tentu saja, dengan senang hati”
Sensei         : (memberikan berkas-berkas pada Asiha) “Arigato , Togisaki”
Asahi          : (mengangguk tersenyum)
Sampai didepan ruang berkas….
Asahi          : “Aduh, bagaimana bukanya ini?” (sambil berusaha meraih gagang pintu)
Tiba-tiba…
Kana          : “Sini, aku bantu” (seraya mengambil sebagian berkas-berkas)
Asahi          : “Eh, nggak usah nggak apa-apa kok” (agak kaget)
Kana          : “Ini kuncinya?”
Asahi          : “Ah iya”
Kana          : “Nggak usah sungkan, lagian tanganmu lagi repotkan”
Asahi          : “….”
Kana          : “Apa itu berkas-berkas sejarah dunia?”
Asahi          : “Ah.. hmmm..”
Kana          : “Yamada Sensei gimana, sih… nyuruh tapi nggak liat keadaan”
Asahi          : “Tapi, waktu Sensei minta tolong dia ada rapat”
Kana          : “Bukannya kamu ada bimbel ya?, kan kamu sudah telat tuh!”
Asahi          : “Kok kamu tau?”
Kana          : “Lagipula tadi kamu nggak sendirian kan?, masih ada anak yang di dalam dan di luar kelas”
Asahi          : “….”
Mereka memasuki ruangan dan menata berkas-berkas itu.
Kana          : “Murid Teladan selalu siap membantu orang sekitar, apa nggak capek tuh?”
Asahi          : “….”
Kana          : “Kalau kamu nggak suka bukannya lebih baik bilang terus terang?”
Asahi          : “Hah?” (agak kaget)
Selesai menata…
Asahi          : “Arigato ya Kurosawa!” (sambil tersenyum)
Kana          : “Sama-sama, waah… pemandangannya bagus deh!!” (seraya membuka jendela)
Asahi          : “Kurosawa sampai jam segini masih di sekolah ngapain aja?”
Kana          : “Hehehe, dipanggil Nakuya Sensei. Sensei nggak pernah nyerah. Katanya sekarang dia lagi rapat , paling nanti aku boleh pulang”
Asahi          : “Oh begitu”
Kana          : “Aku disuruh merapikan rambutku yang kuwarna pirang ini, melepas anting-anting, tindikan kuping, lalu memakai seragam sekolah lagi. Aaah.. cerewet sekali!!” (nada yang kesal)
Asahi          : (berkata dalam hati sambil memandang Kana) “Iya, memang harus dirapikan!, rambutnya yang berkilau panjang dan diwarna pirang sejak kelas dua ini, tindik di kuping, anting-anting, baju yang melanggar peraturan, dia tidak memakai seragam lagi. Kenapa sih dia??”
Kana          : “Hahahaha, tapi aku aset mereka. Jadi aku nggak peduli”
Asahi          : “….”
Kana          : “Togisaki, kamu nggak suka sama aku kan?” (sambil tersenyum)
Asahi          : “Eh.. itu…”
Kana          : “Hahaha, kamu gampang banget ditebak ya..”
Asahi          : “Maksudmu?”
Kana          : “Dari tadi nggak ngelihat ke aku padahal sudah minta tolong!”
Asahi          : “Aku biasa aja” (gelisah)
Kana          : “Jangan maksain diri, aku juga sebenarnya gag begitu suka sama kamu, apapun yang kamu lakukan kayaknya nggak menyenangkan gitu..”
Asahi          : (terkejut dan kesal) “Kenapa harus ngomong kayak gitu?”
Kana          : “…..”
Asahi          : “Aku belum mutusin untuk benci kamu atau nggak, kamu nggak akan bisa ngerti aku. Kamu kan murid top!”
Kana          : “….”
Asahi          : “Sebenarnya kamu nggak nyontek kan?”
Kana          : “….”
Asahi          : (menutup mulutnya dengan tangan)
Kana          : “Hei, kamu juga mikir hal itu ya?” (sambil tersenyum)
Asahi          : “Haaah..”
Kana          : “Hahaha, tentu saja nggak. Hal kayak begitu bukan aku”
Asahi          : “….”
Kana          : “Hanya saja, kamu murid teladan yang cantik hahaha” (menepuk bahu Asahi)
Asahi          : “Haaah…”
Kana          : “Okay, sampai jumpa Asahi!, tenang aja aku nggak pernah buat curang kok!” (sambil melambaikan tangan keluar dari ruangan dan mengedipkan mata)
Asahi          : “Apa itu maksudnya??!!. Dia kenapa sih??!!. Pastinya dia punya kepribadian yang tajam!. Menyebalkan!. Aku nggak mau ngomong sama dia!!”

BABAK II : RUMAH ASAHI
         Adegan 1 : Asahi berbincang dengan Mamanya
                   Asahi            : (mengerjakan beberapa soal dengan serius)
                  Mama Asahi  : “Asahi, mama bawakan teh hangat buatmu” (meletakkan gelas diatas meja belajar)
                  Asahi             : “Makasih ma”
                  Mama Asahi  : “Bagaimana belajarnya? Ada kemajuan?”
                  Asahi             : “Iya, sebagian besar sudah”
                  Mama Asahi   : “ Bagus, habis ini kamu harus dapat peringkat satu, kalau di SMP masih ada kemungkinan, sekarang                                              harus bisa dapat peringkat satu lagi”
                  Asahi              : “Iya Ma, sekarang aku ada di peringkat dua, aku akan berusaha jadi peringkat satu”
                  Mama Asahi   : “Oke, itu anak Mama!” (sambil mengelus kepala Asahi)
                   Asahi             : “….”
                   Mama Asahi  : “Diminum teh nya keburu dingin”
                   Asahi             : “Iya Ma!”
                   Mama Asahi  : “Berusahalah dengan baik!”
                   Asahi             : “Iya aku mengerti”

BABAK III : SEKOLAH
         Adegan 1 : Dua orang siswi meminjam buku tugas
                   Nami        : “Asahi!”
                   Asahi        : “Iya?”
                   Siswi 1     : “Asahi, sudah selesai mengerjakan tugas?”
                   Asahi        : “Sebagian besar sudah”
                  Siswa 2     : “Boleh liat nggak?, kami sama sekali nggak ada kemajuan…ini susah banget”
                  Asahi         : “Ah…”
                  Siswa 1      : “Kami kan nggak sepintar Asahi”
                  Nami         : (memandang Asahi tajam sebagai isyarat tidak suka)
                  Asahi         : “Iya ini” (seraya memberi buku tugasnya)
                  Siswi 1&2 : “Arigato gozaimatsu!”
                  Asahi         : “Iya sama-sama” (sambil tersenyum)
                  Siswi 1      : “Lho? , kok soal terakhir belum ada jawabannya?”
                  Siswi 2      : “Habisnya soal itu susah banget”
                  Siswi 1      : “Wah! Lihat deh, tugasnya Kurosawa selesai semua!. Hebat dia!”
                  Siswi 2      : “Maaf Asahi, nggak jadi pinjem deh!” (mengembalikan buku tugas Asahi)
                  Asahi         : “….”
                  Siswi 1      : “Kurosawa mana ya?”
                  Siswi 2      : “Kayaknya baru keluar kelas deh!”
                   Asahi        : “….”
                  Nami         : “Baguslah, mereka nggak jadi pinjem punyamu!”
                  Asahi         : “Memang kenapa?”
                  Nami         : “Supaya mereka berusaha sendiri, lagipula aku tau kamu nggak suka mereka pinjem, kamu terlalu baik”
                  Asahi         : “….”
                  Nami         : “Kenapa diam?”
                  Asahi         : “Ah, nggak..nggak apa-apa”
                  Nami         :  “….”
        Adegan 2   : Asahi mendengar teman-temannya membicarakannya dikamar mandi
                 Asahi          : (berkata dalam hati) “Semenjak sekelas sama Kurosawa, aku merasa keberuntunganku berkurang”
          Asahi berdiam didalam bilik kamar mandi, tiba-tiba datang dua orang temannya….
                Siswi 1        : “Menurutmu si Kurosawa itu keren nggak sih?”
                Siswi 2        : “Iya, tapi agak sedikit menakutkan sih..tapi aku mau coba ngobrol ama dia lagi”
                Siswi 1        : “Wajahnya cantik, gayanya juga keren abis!!”
                Siswi 2        : “Walaupun kelihatannya nggak pernah belajar, tapi kenapa dia pintar  ya?” (sambil merapikan diri                                                 didepan kaca)
                Siswi 1         : “Iya ya?. Kalau Asahi pembawaannya layaknya orang belajar trus, membosankan!”
                Siswi 2        : “Iya bener, kalau Kurosawa sama sekali nggak!”
                Siswi 1        : “Kalau Asahi gagal di ujian akhir smp gimana ya?”
                Siswi 2        : “Nggak mungkin gagal, paling juga urutan setelah Kurosawa!”
                Siswi 1        : “Tapi aku dengar ibunya terobsesi sekali dengannya”
                Siswi 2        : “Pantesan dia kayak gitu”
                Asahi           :”….”
               
Adegan 3     : Kana mengajak Asahi membolos sekolah
               Asahi            : (duduk termenung ditaman sekolah)
               Kana             : “Hei, kamu sedang apa disini?” (berjalan mendekatinya)
               Asahi            : “…”
               Kana             : “Membolos untuk pertama kali ya, Murid Teladan?”
               Asahi            : “Ah, Kurosawa..”
               Kana             : “Aku malas masuk pelajaran Nakuya Sensei, nggak senang dengannya pula”
               Asahi            : “…”
               Kana             : “Sekarang pula ahk…”
               Asahi            : “…” (diam dan sedih)
               Kana             : (kaget) “Kamu kenapa?”
               Asahi            : “Aku kalah…kenapa?. Padahal cewek kayak kamu…”
               Kana             : “….”
               Asahi            : “….”
               Kana             : “Kalau memang mau bolos, ayo ikut aku!” (seraya meraih lengan Asahi)
               Asahi            : “Ap…”
               Kana             : “Kamu pengen tahu kenapa aku selalu nomor satu kan?”
               Asahi            : “Iya..”
               Kana             : “Makanya, ayo ikut aku!”


BABAK IV    : TAMAN KOTA
           Adegan 1    : Bertemu dengan Sakuya
                Asahi           : “Kenapa kamu membawaku ke taman kota?”
                Kana            : “Memang disini tempatnya”
                Asahi           : “Aku tahu, belajar dengan suasana hati yang bagus akan memberi hasil yang baik. Itu kan maksudmu                                             bawa aku kesini?!!”
                Kana            : “Tunggu sebentar dong!”
                Asahi           : “Aku nggak mengerti”
                Kana            : “Sebentar lagi kamu pasti ngerti!. Mana ya?”
                Asahi           : “Siapa yang kamu cari?”
                Kana            : “Itu orangnya!!. Sakuya..!!” (seraya menunjuk dan melambaikan tangan)
                Asahi           : (terkejut dengan wajah tampan)
                Sakuya        : “Kana..”
                Kana            : “Hei… kamu melukis lagi ya?”
                Sakuya        : “Iya, kuliahku sudah selesai tadi. Eh ini siapa?”
                Kana            : “Kenalin ini Togisaki, Asahi Togisaki”
                Asahi           : “Halo..”
                Sakuya        : “Kamu teman Kana?, nggak pernah Kana bawa teman kesini”
                Asahi           : “Ah, iya…”
                Kana            : “Bagaimana, tampan kan gebetanku?” (berbisik-bisik)
                Asahi           : “Ah.. hahaha iya, jadi ini yang kamu maksud?”
                Kana            : “Iya, aku menyukainya. Dia guru lukis adikku”
                Asahi           : (memandang Kana dan Sakuya yang akrab)
                Sakuya        : “Kamu bolos lagi kan?”
                Kana            : “Hehehe iya”
                Sakuya        : “Dasar nakal!”
                Asahi           : (berkata dalam hati) “Iya mereka sama, tindikan, warna rambut yang sama”
                Kana            : “Tenang kan disini?”
                Asahi           : “Iya, sangat senang beda sekali sama apa yang aku rasakan selama ini”
                Kana            : “Ini tempatku belajar, bolos, berdiam diri, dan bermain bersama Sakuya. Aku menemaninya melukis                                              disini”
                Asahi           : “Kamu sangat suka dia?”
                Kana            : “Iya sudah dua tahun ini. Perasaanku harus terbalas!”
                Asahi           : “Dia alasanmu menjadi pintar dan Top seperti ini?”
                Kana            : “Yah, begitulah. Dia jenius, aku benar-benar ingin pintar seperti dia. Tidak hanya dalam lukisannya                                                yang indah, tetapi dalam hal lainnya”
                Asahi           : “…”
                Sakuya        : “Hei, antar dia pulang Kana!, kasihan kalau dicari orang tuanya”
                Kana            : “Iyayaya, sampai bertemu lagi Sakuya!” (sambil mengedipkan mata)
                Asahi           : “Sampai bertemu lagi!” (seraya menundukkan badan)
                Sakuya        : “Iya daa.. hati-hati kalian!”
           Mereka berjalan menuju pintu keluar taman…
                Asahi           : “Cowok yang menarik!”
                Kana            : “Tentu saja!, aku nggak salah pilih!”

BABAK V : RUMAH ASAHI
                Asahi           : “Aku pulang…!”
                Mama Asahi : “Kemana saja kamu?”
                Asahi           : “….”
                Mama Asahi : “Mama ditelpon Gurumu kamu membolos dua pelajaran terakhir”
                Asahi           : “Itu Ma…”
                Mama Asahi : “Nggak ada alasan!, pokoknya orang yang nggak ikut pelajaran bukanlah anak rajin dan nggak akan                                               jadi nomor satu!!”
                Asahi           : “Maafkan aku”
                Mama Asahi : “Jangan terulang lagi!!”
                Asahi           : (berkata dalam hati) “Segera semua itu akan kuubah..”

BABAK VI    : SEKOLAH
             Adegan 1    : Penampilan Kana yang berubah dan pertengkaran antara Kana dan Asahi
                Nami           : “Asahi!!, kamu sudah tahu kalau Kurosawa merubah penampilannya kembali??”
                Asahi           : “Apa maksudmu?!” (terkejut)
                Nami           : “Aku melihatnya tadi di depan pintu gerbang”
            Kana masuk dalam kelas dengan seragam yang rapi, rambut berwarna hitam dan tanpa tindik di kupingnya
                Asahi           : “Kana?, ada apa??” (mendekati Kana dengan cemas)
                Kana            : “Sakuya, akan pindah ke Amerika. Aku nggak akan belajar lagi. Jadi semuanya udah nggak berarti, aku                                          nyerahin predikat murid Top ku. Senang kan kamu?” (menjawab dengan acuh)
               Asahi            : “Loh?, apa maksudmu?, hei.. tunggu sebentar!!!”
               Kana             : (pergi meninggalkan kelas)
               Asahi            : (berlari meraih lengannya dan menamparnya) “Plaaakkk!!!”
               Kana             : “Apa-apaan kamu?” (terkejut)
              Asahi            : “Jadi kamu kayak gini, merubah penampilan Cuma karena pengaruh orang yang kamu sukai?”
              Kana              : “Kamu nggak berhak ngomong gitu!!” (marah)
              Asahi             : “Ini bukan Kana yang aku kenal…”
              Kana              : “Kamu sendiri gimana?, dipengaruhi omongan ibu, dipengaruhi teman!. Untuk apa kamu ngomong                                                kayak gitu ke aku?”
              Asahi             : “…”
              Kana              : “Seenaknya saja menampar orang!, kamu pikir kamu siapa??!!, bukannya bagus kalau aku berhenti                                                belajar? Kamu bisa menjadi juara satu!”
              Asahi             : “Aku benci Kana!”
              Kana              : “Sudah kuputuskan!! Dasar bego! Plaak…!!” (menampar Asahi)
          Nami datang melerai pertengkaran
              Nami             : “Cukup kalian!!!, jangan bertingkah kayak anak kecil!!”
              Asahi             : “…”
              Kana              : “…”
              Nami             : “Hentikan!, nggak akan ada habisnya ini nantinya!, haruskah kalian bertengkar?”
              Kana              : “…”
              Asahi             : “…”
              Nami             : “Lihat! Temen-teman semua melihat kalian!, reputasi kalian bakal hancur!”
              Kana              : “Aku menghancurkan reputasi murid teladan ya?”
              Asahi             : “Apa?, biasa aja!”
              Kana              : “Hahaha, kita itu lucu ya!”
              Asahi             : “Hmm.. iya, lagipula kita masih muda, jalan kita masih panjang!”
              Kana              : “Ya, aku yakin aka nada hal baik lagi nantinya. Dengar ya, aku nggak akan kalah darimu, aku tetap                                                akan bertahan di predikatku”
              Asahi             : “Itu baru Kana yang aku kenal!” (sambil tersenyum)
              Nami             : (menghela nafas dan merasa lega)
       Mereka pun berdamai kembali…

                                                                        THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar