Jam
menunjukkan pukul 4 sore. Aku berdiri didepan pagar kampus dengan beberapa
tumpukan buku ditanganku. Dia telat menjemputku untuk ketiga kalinya. Sudah
hampir satu jam aku menunggunya disini. Ntah apa yang dilakukannya sekarang.
Handphone tidak aktif. Telepon dirumah tidak ada yang angkat. Kemana dia?
Pajero
Sport hitam berplat nomor H 3699 AG berhenti didepanku. Kaca mobil dibukanya
dan terlihatlah sosok tampan itu. Dia Ricky, kakakku. Orang yang
kutunggu-tunggu selama hampir sejam dan orang yang tiga kali telat menjemputku
dengan alasan yang sama.
“Maaf
Nata, aku telat tadi ada keperluan di kantor” ujarnya dengan nada memelas
Aku
diam tak memandangnya
“Sayang,
kamu masuk dulu dong mendung loh” ujarnya manis
Kukatakan
sesuatu pada kalian tapi ini rahasia. Dia kakakku sekaligus pacarku. Ini
hubungan ilegal. Hubungan yang tidak sah dan tentu jika Mom tau, kita tidak tau
apa yang harus kita katakan. Kami hanya punya Mom, karena Dad meninggal ketika
kami masih sekolah.
Kami
saling mencintai satu sama lain. Makin lama, perasaan kami berkembang menjadi
sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan saudara kandung, melainkan hubungan
sepasang kekasih. Sekali lagi kukatakan. Ini RAHASIA!.
“Sayang”
panggilnya lembut
Akhirnya
aku masuk kedalam mobil dan duduk di kursi sebelahnya. Kami diam seketika
sampai akhirnya dia yang memulai bicara
“Sayang,
aku tau kamu marah ini sudah ketiga kalinya aku telat jemput kamu. Aku
bener-bener sibuk sayang maafin aku”
“....”
“Ayo
dong bilang sesuatu”
“Emang
rapatnya harus sebelum jemput aku ya?” tanyaku ketus
“Maaf
ya sayang, aku janji nggak akan ngulangin lagi”
“Baiklah
ini yang terakhir”
“Kita
makan yuk, aku lapar” ajaknya
“Iya
makan di sekitar sini aja ya Kak, aku laper banget”
Ya,
kami hanya tinggal berdua dengan pembantuku yang datang setiap senin- sabtu
dari jam 8 pagi sampai selesai. Kami jarang kumpul sama Mom ya karena Mom workaholic.
Aku
dan Ricky sangat dekat. Dimulai dari beberapa tahun yang lalu ketika kami masih
sama-sama sekolah. Aku SMP dan Ricky SMA jarak kami hanya terpaut 3 tahun. Kami
sudah merasakan hal yang tak wajar. Bukankah sesuatu yang aneh jika saudara
kandung saling mencintai bukan?
Kami
hanya mampu memendam perasaan kami. Sampai pada akhirnya, kami mengakuinya 2
tahun yang lalu bertepatan dengan pindahnya Mom ke Australia.
***
Aku
berbaring ditempat tidur dengan perasaan yang bercampur aduk. Mom akan pulang
ke Indonesia karena, mendapat undangan dari Jane, mantan Ricky ketika SMA, yang
sampai sekarang masih berteman baik. Undangan yang diadakan keluarga terpandang
Petrajasa itu tak mungkin dilewati oleh Mom. Siapa sangka jika nanti
anak laki-laki mereka akan ditunangkan oleh Jane, cewek serba menyebalkan.
Bagaimana
kelanjutan hubungan kami? Hubungan yang tidak seharusnya terjadi
Aku
hanya mampu bermimpi untuk bersamanya. Mencoba merangkai mimpi demi mimpi untuk
merasakan kebahagiaan yang tak akan bisa kucapai. Tidakkah ini harus
dihentikan?
***
“Ayo
dong Sayang, Mom nggak bakal suka liat kamu masang muka manyun gitu. Bertingkahlah
seperti biasanya” ujar Ricky mencoba untuk membuatku tenang
“Kamu
nggak tau apa yang aku rasakan” ucapku acuh membuang muka melihat kaca mobil
“Aku tau.
Tenang Nata sayang, aku nggak bakal kembali pada gadis itu”
“.....”
Sesampai
nya di Bandara , terlihat Mom duduk di kursi tunggu. Mom tersenyum melihat
kearah kita.
“Haloo
Ricky sayaang,” sapa Mom segera memeluk anak laki-laki tercintanya “Halo Renata,
kau mulai dewasa rupanya”
“Aku
sudah dewasa, Mom”
Kuberitau
ya, Mom sepertinya tak pernah menyukaiku. Dia selalu acuh dan tak pernah mau
tau aku. Bagaikan anak yang tak diinginkan. Itulah aku. Mom hanya mencintai Ricky dan selalu
memanjakannya. Walau Ricky, tak pernah menyukai hal itu
Didalam
mobil keheningan terjadi. Membosankan. Sangat membosankan.
“Ricky,
jangan lupa kamu nanti pakek tuxedo hitam yang rapi, dan Renata jangan mempermalukan
Mom”
Apa mempermalukan?
Aku?
Ricky sama
terkejutnya dengan apa yang barusan Mom
katakan. “Mom, kok bilang kayak gitu ke Nata?”
“Mom cuma
nggak mau dia menghancurkan rencana kita nanti”
“Nata
nggak akan seperti itu kok”
Lihat
kan, Mom tidak pernah bisa menerimaku hingga sekarang.
***
Gaun merah
satin pemberian Dad kini melekat indah ditubuhku.
Ricky
mengenakan Tuxedo hitam. Dia tampak terlihat tampan dengan rambut bergaya
retronya.
Jantungku
tiba-tiba berdebar ketika Ricky mendekatiku “Kamu cantik” ucapnya manis sambil
meraih tanganku lalu mendaratkan kecupan kecil disitu
Tak lama
kemudian, Mom muncul dengan gaun malamnya yang menampilkan lekukan tubuh
langsingnya. “Ayo, kita sudah terlambat ini”
Pesta sangat
meriah. Rumah keluarga Petrajasa sangat besar dan mewah. Sungguh, aku tak ingin
datang kemari. Berkumpul dengan orang-orang yang munafik seperti mereka. Pandai
bersembunyi dibalik kekayaan yang mereka banggakan.
Mom
tampak sangat akrab dengan orang-orang ini. Ada para pejabat, jutawan, artis, seniman
dan.... gadis itu.
“Ricky?”
panggil Jane dengan ramah mendekat ke arah kami
“Halo
Jane” sapa Ricky balik
“Dan
Nata...” sapanya “ah aku sangat merindukanmu”
Sejak
kapan dia memanggilku Nata? Nama panggilan yang Ricky buat untukku. Hanya Ricky
yang boleh memanggilku seperti itu, bukan gadis menyebalkan seperti dia.
“Ah,
aku juga” aku terpaksa mengucapkan hal menjijikan ini.
“Oh
Ricky sayang, kau sudah bertemu dengan Jane? Kau pasti merindukannya kan? Sebenarnya
Mom mengajakmu kemari untuk bertemu dengan orangtua Jane”
“Maksud
Mom?”
“Kami
akan menunangkanmu dengan Jane”
Aku tidak
dapat bergerak. Dadaku terasa sesak. Semua terasa gelap. Ini tidak mungkin. Apa
yang aku takutkan terjadi. Mataku basah. Hal yang membuatku merasa sangat lemah
ini mengalir dari mataku. Itu air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar