Sepotong Kue Kenangan 5

Pukul satu siang kelas hari rabu, dimana kursi paling belakang diduduki kau dan aku. Aku ingat kau mengenakan kemeja denim biru muda berlengan pendek. Kau nampak bosan memperhatikan dosen yang menerangkan topik kuliah hari ini, berharap kelas segera berakhir. Beberapa kali melihat jam di tangan kananmu, sebentar membuka ponsel dari saku celanamu, kemudian kau masukkan kembali, sesekali menghembuskan nafas dari mulutmu.

Tentu saja, aku memperhatikanmu dari tadi, melirik diam-diam ke arahmu yang duduk tepat disampingku. Kepala kita bersandar pada tembok, mencari kenyamanan untuk duduk manis selama kelas ini berlangsung. Saat itu kita sudah mulai dekat, walau hanya kau yang mengetahui dengan pasti bahwa aku menyukaimu.Berjumpa denganmu seperti membawa bom waktu yang akan meledak, lalu ku simpan dalam jantung hingga saat mata kita bertemu bom itu meledak menciptakan debaran.
Aku suka duduk disampingmu, senyumku tak kunjung hilang.

Benda kecil berbentuk persegi panjang dengan layar 3,01 inci ku keluarkan dari tasku, disambungkan dengan kabel earphone putih, lalu ku pasang di kedua telingaku. Benda kecil itu berisi playlist lagu favoritku dari berbagai genre musik. Ku putar sebuah lagu jazz klasik yang tidak lama memunculkan ide dalam pikiran, aku ingin membaginya denganmu.

Ku lepas earphone sebelah kiri menawarkannya padamu, "mau ikut mendengar?"
Tanpa banyak berpikir, kau langsung memasangnya di telingamu.
Ditengah beberapa suara yang terdengar, diantara kebisuan waktu, dalam alunan musik kita berbagi, menikmati bersama, memecah jemu.

Hingga sekarang benda itu menemaniku, mengingatkan aku akan kenangan ini. Ku rasakan dirimu ikut mendengar dan menyanyikan lagu-lagu kita.
Aku tersenyum dalam buaian rindu.

Tidakkah semua itu menyenangkan, sayang.
Sederhana itu.

-Tertanda
pesan yang lama terbalas dan beberapa pertanyaan yang tak kunjung dijawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar