Penglihatan terbatas, hanya ada sedikit cahaya dari luar kaca jendela yang tertutup tirai.
Ku raba sekitarku berharap menemukan ponsel untuk melihat waktu.
Yep, dugaanku benar, waktu menunjukkan pukul 3 dini hari.
Di sampingku, seorang laki-laki tertidur pulas menghadap diriku.
Aku rasa dia kelelahan setelah semalaman menghabiskan waktu denganku di tempat ini.
Kami berantakan tanpa busana. Dan aku kedinginan.
Ku raba lagi sekitarku, kali ini berharap menemukan pakaian yang dapat ku kenakan.
Aku mengambil salah satu yang ku rasa itu kemeja. Sudah dapat ditebak itu kemeja siapa, aku segera mengenakannya berharap laki-laki itu tidak menemukanku telanjang saat dia bangun nanti bukan saatnya melihatku seperti ini lagi.
Aku kembali berbaring, memberikan kecupan pada kening dan pipi laki-laki itu, lalu memeluknya.
Tak lama dia membalas pelukanku, kemudian terlelap.
"Kapan kau memakai pakaian?" tanyanya setelah kami terbangun tepat di siang hari.
"Tadi, kenapa? kau tidak suka aku memakai pakaianmu?"
Dia tersenyum, "tentu saja aku suka, kemeja hitam itu terlihat bagus, apalagi kau tidak mengenakan apapun dibaliknya"
Aku melihat lelaki itu tersenyum nakal, "kau tau ini masih jam berapa bukan?"
Dia tertawa, "iya aku tau, seharusnya kau yang tidak menggodaku"
Aku memutar kedua bola mataku
"apa yang akan kita makan nanti?" tanyaku
"kau ingin apa?"
"jangan balik bertanya" ujarku
"baiklah, terserah kau saja"
"serius terserah aku? baiklah, bagaimana jika kita makan ayam goreng?"
dia mengerling, "hmm, yang lain?"
"nasi goreng?"
"tidak"
"sate kambing?"
"uang kita menipis"
"ayam geprek?"
"tidak"
"lalu kau mau apa? sudah ku bilang kau ini pemilih, lebih baik kau saja yang memutuskan. Dasar kau seperti perempuan"
Dia kembali tertawa. "baiklah, kita makan di depot langgananku saja ya? kita bikin nasi sendiri, kita beli lauk saja, makan disini"
"nah, begitu dong"
"kemarilah, peluk aku" dia membuka kedua tangannya
aku memeluknya, "kenapa?"
"tidak apa-apa, aku suka memelukmu"
"aku-pun begitu"
Aku bisa merasakan debaran jantungnya tepat pada dadaku, aku menyentuhnya.
"kenapa berdebar begitu?" tanyaku menggoda
"ah, memang seperti ini kok jantungku"
"masa?"
"bawel ah"
Pukul setengah lima sore, kami bersiap pergi.
"dimana bajuku?" tanyanya
"pakai saja kemeja kemarin itu, yang warna biru"
"kan terakhir kau yang pakai, kau letakkan dimana?"
"gantungan belakang pintu kamarmu"
"kau lebih bagus mengenakan kemeja hitam itu daripada kemeja biru ini, terlalu besar untukmu"
"iya aku tau" aku mengecup pipi kanannya
"aku pikir kau akan mencium bibirku"
"nanti ya"
"baiklah, ayo berangkat tunggu diluar ya aku ambil mobil"
aku membuka pintu lalu melambaikan tanganku.
jadi, bagaimana kabar kedua kemeja itu?
-gabut.
Dia tertawa, "iya aku tau, seharusnya kau yang tidak menggodaku"
Aku memutar kedua bola mataku
"apa yang akan kita makan nanti?" tanyaku
"kau ingin apa?"
"jangan balik bertanya" ujarku
"baiklah, terserah kau saja"
"serius terserah aku? baiklah, bagaimana jika kita makan ayam goreng?"
dia mengerling, "hmm, yang lain?"
"nasi goreng?"
"tidak"
"sate kambing?"
"uang kita menipis"
"ayam geprek?"
"tidak"
"lalu kau mau apa? sudah ku bilang kau ini pemilih, lebih baik kau saja yang memutuskan. Dasar kau seperti perempuan"
Dia kembali tertawa. "baiklah, kita makan di depot langgananku saja ya? kita bikin nasi sendiri, kita beli lauk saja, makan disini"
"nah, begitu dong"
"kemarilah, peluk aku" dia membuka kedua tangannya
aku memeluknya, "kenapa?"
"tidak apa-apa, aku suka memelukmu"
"aku-pun begitu"
Aku bisa merasakan debaran jantungnya tepat pada dadaku, aku menyentuhnya.
"kenapa berdebar begitu?" tanyaku menggoda
"ah, memang seperti ini kok jantungku"
"masa?"
"bawel ah"
Pukul setengah lima sore, kami bersiap pergi.
"dimana bajuku?" tanyanya
"pakai saja kemeja kemarin itu, yang warna biru"
"kan terakhir kau yang pakai, kau letakkan dimana?"
"gantungan belakang pintu kamarmu"
"kau lebih bagus mengenakan kemeja hitam itu daripada kemeja biru ini, terlalu besar untukmu"
"iya aku tau" aku mengecup pipi kanannya
"aku pikir kau akan mencium bibirku"
"nanti ya"
"baiklah, ayo berangkat tunggu diluar ya aku ambil mobil"
aku membuka pintu lalu melambaikan tanganku.
jadi, bagaimana kabar kedua kemeja itu?
-gabut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar