"Kau lapar?"
kau bertanya padaku sementara tanganmu masih membelai rambutku.
"Kau ingin membuatkan aku sesuatu?"
ku balas dengan tanya.
Kau tersenyum, ah senyum itu...menawan.
Televisi menyala, sebuah film terputar namun kita enggan memperhatikan. Bertahan hanya beberapa menit untuk menonton, selanjutnya bergelut mesra diatas sofa hitam ruang tengah kediaman Tuan Pecinta Susu, kau.
Sebelum pertanyaan itu terucap, tidak ada salah satu dari kita yang ingin berhenti. Saling menggoda, saling menyentuh, dan menikmati ciuman dalam pelukan. Sesekali ada jeda hanya untuk bertatapan, lalu bergumul kembali hingga entah apa yang membuat kita berhenti.
Bangun dari sofa panjang ini, kau mengambil langkah menuju dapur, kemudian membuka kulkas. Awalnya ragu mengambil satu atau dua bungkus daging beku didalam freezer.
"Ada daging kambing, mau satu atau dua bungkus?"
Tanganku terangkat, "Terserah"
"Oke, satu saja"
Sambil menunggu daging itu melunak, kau duduk disampingku, matamu menuju televisi, "Lihat, kita memutar film tapi tidak menontonnya"
"Biasanya juga seperti itu"
Kita tertawa kecil. Ah, tawamu...
Kita mengobrol, obrolan yang cukup panjang. Seputar kuliah, berita, film, musik, artis favoritmu, dan teman yang sama-sama tidak kita sukai.
Begitulah obrolan kita siang itu.
"Biar aku yang membuat, kau duduk saja" katamu.
Kau menyiapkan peralatan masak, menyalakan kompor, membuang bungkus daging tersebut, dan mulai memasak.
Aku tidak diam, aku memelukmu dari belakang. Meski hanya sebentar.
Kau memotong beberapa cabai untuk menambah rasa pedas, lalu di masak bersama. Sedap sekali, batinku.
Kau bilang daging itu kiriman dari ibumu yang berada di kota asalmu.
Sebuah piring persegi panjang berwarna hitam kau sajikan didepanku berisi daging kambing dengan potongan cabai yang baru saja kau masak, siap untuk disantap.
Kita makan berdua.
Duduk diatas kursi hitam.
Ruang tengah.
Televisi yang menyala.
Dua gelas air putih.
Makanan yang lezat.
Kau tersenyum.
Aku tersenyum.
Hanya berdua.
Ingatkan dirimu, Tuan.
Bahagia sesederhana itu.
-Tertanda
Sofa jingga dan kripik singkong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar