kau melangkah menjauh seiring langkahku yang terlambat mengejarmu
membawa separuh diriku juga hati yang ku titipkan padamu untuk selalu kau peluk
namun aku tetap mencarimu kemana-mana
mesikipun kau selalu abadi dalam ingatan
Mendekapmu, kini begitu sulit dari yang ku bayangkan
mataku terhiasi abu orang-orang putus asa akan hidupnya yang malang
tersesat di padang ilalang
lupa jalan pulang
jiwanya mulai hilang
yang ditunggu hanya waktu untuk berakhir lebih cepat
karena hati tetap memilih untuk bertahan
Mulai aku cemburu,
cemburu terhadap angin yang menerpa wajahmu
cemburu terhadap air yang mengguyur tubuhmu
cemburu terhadap pakaian yang melekat padamu
cemburu terhadap kalung yang menggantung di lehermu
cemburu terhadap orang orang di sekitarmu, mereka melihatmu, mendapat senyum ramah darimu,mendengar suaramu yang lembut walau kadang menggertak dan berkata sinis, pasti menyenangkan sekali
cemburu terhadap siapapun gadis yang mungkin kini dekat denganmu
dan aku cemburu terhadap kita yang dulu
Entah, sejak kapan aku mulai menjadi penggemar masa lalu
hidup di masa kini, dan sejuta kenangan dari masa lalu
hal yang tak mampu ku lupakan dan ku akhiri
rasa yang tetap ku pelihara
rindu
kasih sayang
cinta
benci
penyesalan
dan aku hanya duduk sendiri menanti senja yang semakin pilu
menikmati malam tanpamu dengan secangkir pahit manisnya rasa
persis seperti kopi yang menjauhkan aku dari mimpi
hingga aku menyerah membiarkan diriku masuk ke dalam sepi
karena hati menginginkan apa yang ia inginkan, bukan?
kau mulai berubah
tak lagi sama
aku tak punya arah
kau satu-satunya harapanku, namun bagimu aku hanyalah parasit yang mengganggu hidupmu
kini kau mulai menemukan kopimu
sedangkan aku,
aku hanyalah sisa ampas kopi yang kau tinggalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar