Aku berjalan melangkah untuk menghabiskan waktu,
membuang hari,
membuang pekan,
membuang bulan,
membuang tahun,
berjalan tanpa henti.
Sesekali mampir untuk menyapa senyum,
sesekali mampir untuk memeluk tawa,
sesekali mampir untuk mencium rasa yang belum bisa dikatakan 'bahagia',
lalu berjalan lagi tanpa henti,
menelusuri risau,
gundah,
amarah,
sedih
tangis,
sepi,
sesak,
sendu,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.
membuang hari,
membuang pekan,
membuang bulan,
membuang tahun,
berjalan tanpa henti.
Sesekali mampir untuk menyapa senyum,
sesekali mampir untuk memeluk tawa,
sesekali mampir untuk mencium rasa yang belum bisa dikatakan 'bahagia',
lalu berjalan lagi tanpa henti,
menelusuri risau,
gundah,
amarah,
sedih
tangis,
sepi,
sesak,
sendu,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.
Hingga datang sebuah harapan,
harapan untuk menemani perjalanan,
berjalan melangkah dengan keyakinan,
sesuatu yang indah,
menghabiskan waktu,
hari,
pekan,
bulan,
tahun,
tidak sia-sia,
semua bermakna, penuh warna.
Tidak ada sekali,
namun berkali-kali,
bertamu senyum,
dipeluk hangat tawa,
dicium mesra rasa bahagia,
semua itu nyata, sangat nyata,
berjalan melangkah dengan arah,
dadaku terasa penuh.
harapan untuk menemani perjalanan,
berjalan melangkah dengan keyakinan,
sesuatu yang indah,
menghabiskan waktu,
hari,
pekan,
bulan,
tahun,
tidak sia-sia,
semua bermakna, penuh warna.
Tidak ada sekali,
namun berkali-kali,
bertamu senyum,
dipeluk hangat tawa,
dicium mesra rasa bahagia,
semua itu nyata, sangat nyata,
berjalan melangkah dengan arah,
dadaku terasa penuh.
Dibangunkan secara paksa oleh kegagalan,
harapan menjadi hitam,
langit selalu kelabu,
udara beraroma kematian,
musik ikut berkabung,
semua terasa muram,
ditiduri rasa sakit.
Hati masih menyimpan rasa,
rindu terpelihara,
berjalan melangkah tanpa henti,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.
harapan menjadi hitam,
langit selalu kelabu,
udara beraroma kematian,
musik ikut berkabung,
semua terasa muram,
ditiduri rasa sakit.
Hati masih menyimpan rasa,
rindu terpelihara,
berjalan melangkah tanpa henti,
berjalan melangkah tanpa arah,
menciptakan kekosongan dalam dada.
Lalu aku sadar, aku hanya melanjutkan apa yang pernah tertunda.
-dengan senyum yang menyeramkan, kegelapan itu berkata,
"selamat datang kembali"
"selamat datang kembali"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar