Kembali ke masa sekolah tahun 2010. Berapa umurmu saat itu ? 13 tahun ? 14 tahun ? atau sudah 15 tahun ? Pernah merasakan bagaimana menyukai seseorang pada pertama kali ? Bagaimana perasaan itu muncul tiba-tiba tanpa permisi padamu terlebih dahulu ? Perasaan itu bisa datang kapan saja, entah pada saat kalian baru pertama bertemu atau pada saat kalian mengagumi dirinya, atau bahkan pada saat kalian telah lama berteman seperti seorang sahabat. Lalu bagaimana jika kau memang menyukai sahabatmu sendiri ? Mencoba memendam perasaan itu tidak akan mudah apalagi saat sahabatmu mengenalkan kekasihnya.
Aku tidak pernah merasakan perasaan yang begitu melelahkan itu. Mencintai sahabatmu sendiri bukan hal yang bijak namun hal yang sangat wajar terjadi karena banyak waktu yang telah habis bersama, apalagi ketika kau menemukan bahwa sahabatmu mempunyai kelebihan yang membuat dirimu mengaguminya entah dari segi fisik, sifat maupun prestasi. Apapun bisa terjadi.
Begitu pula dengan dia, laki-laki yang mengejarku bertahun-tahun lamanya hingga menimbulkan banyak drama diantara kami dan teman-teman kami. Aku menghabiskan waktuku untuk bertemu dengan banyak laki-laki sedangkan dia menghabiskan waktu dengan satu hingga dua orang perempuan saja hingga hubungan kandas dengan alasan dia tidak dapat mencintai orang lain karena mencintai diriku.
Sebuah hal yang sangat membuat diri ini berharga karena dicintai dan diharapkan sedemikian rupa. Hingga di tahun 2020, setelah semua berlalu namun cintanya tidak pernah berlalu. Bahagia bukan akhirnya setelah gagal percintaan bertahun-tahun akhirnya dipertemukan dengan laki-laki yang mencintai dirimu begitu dalam dan menerima dirimu apa adanya. Sungguh sebuah kisah romantis ala drama korea.
"Karena di duniaku hanya ada kamu" katanya penuh keyakinan dan harapan. Muncul impian sentimental yang terlahir hanya dari jawaban yang bermakna itu.
Mencintai sahabatmu sendiri seperti mencintai orang yang telah lama kau kenal. Begitu mudah tanpa ada usaha yang lebih untuk menyelami satu sama lain. Itulah yang aku pikirkan sebelum semua menjadi naas. Hancur lebur semua harapan dan impian yang dibangun bersama selama bertahun-tahun. Terbuang sia-sia menyisakan pahit dan luka yang begitu dalam. Aku lupa bahwa ternyata tidak lah mudah menghadapi pasangan yang merupakan sahabatmu sendiri. Apalagi jika dia mengorbankan hubunganmu demi mengabdi pada ketidakwarasan menghadapi realita hidupnya sendiri.
Setelah setahun aku tahu keberadaanku yang dulunya tak tergantikan kini terisi dengan harapan baru. Beralaskan sebuah kesedihan yang dia selalu jual, seorang perempuan terlena untuk sukarela memberi hati hingga bersedia menjadi sosok pengasuh pengganti Ibunya yang baik hati. Dia bahkan bersedia mengenalkan perempuan yang baru saja dikenal pada Ayah yang selalu dia kesali.
Cinta satu dekade yang sering dia agungkan hanya sebuah penggalan kisah fiktif penuh pengkhianatan dan kekecewaan.
- dari perempuan anti para mokondo, 2024